Palembang | DBN.com
Dalam rangka percepatan pemajuan kebudayaan di kota Palembang, , Dinas Kebudayaan Kota Palembang menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait tari sambut kota Palembang, aksara arab melayu (Jawi) dan Motto kota Palembang, Rabu (24/9/2025) di Rumah Dinas Walikota Palembang di Jalan Tasik,Palembang.
Hadir diantaranya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn, Asisten II Pemkot Palembang, Isnaini Madani , Staf Ahli Bidang Perekonomian Pembangunan dan Investasi Riza Pahlevi, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Affan Prapanca, Akademisi dari UIN Raden Fatah Palembang Drs Masyhur Dungcik M Ag Phd , Dr. Nyimas Umi Kalsum, Dr.Hj.Zuhdiyah, M.Ag ,M. Hum, Andi Syarifuddin , sosiolog Sumsel Saudi Berlian, budayawan Palembang Vebri Al Lintani, Isnayani Safrida, sejarawan Palembang DR. Kemas A.R. Panji, S.Pd., M.Si, youtuber Palembang Hidayatul Fikri (Mang Dayat), Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) M Nasir dan Sekretaris DKP Faldi Lonardo, tokoh NU Palembang dan Sumsel Dailami Malik Tadjudin .
Sultan Palembang Darussalam, SMB IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH MKn, menyampaikan bahwa Palembang hingga kini belum memiliki semboyan yang kuat mencerminkan karakter dan identitas kotanya.
“FGD hari ini membahas semboyan Palembang. Kita sepakat semboyan harus mencerminkan karakter kita sebagai orang Palembang. Usulan yang dianggap cocok adalah ‘Adat Dipangku, Syariat Dijunjung’, karena ini menegaskan semangat kita menegakkan syariat sekaligus menjaga adat istiadat,” ujarnya.
Menurut Sultan, semboyan alternatif seperti ‘Palembang Jaya’ atau ‘Palembang Darussalam’ juga masih dipertimbangkan lebih lanjut. Ia menilai ‘Palembang Darussalam’ lebih merepresentasikan Palembang sebagai kota agamis yang terbuka dan menerima siapa pun yang datang.
Selain semboyan, FGD juga menyepakati pentingnya menghidupkan kembali penggunaan aksara Arab Melayu. Hal ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya Melayu Palembang, misalnya dengan menerapkannya pada nama jalan, ornamen kota, hingga papan penunjuk.
“Penulisan Arab Melayu perlu dibiasakan lagi agar masyarakat lebih mengenal akar peradaban kita. Ini bagian dari menguatkan identitas Palembang sebagai kota Melayu,” tegas Sultan.
Terkait tari sambut khas Palembang, peserta FGD menilai perlunya tarian penyambutan resmi yang benar-benar mencirikan Palembang Darussalam, bukan sekadar mengadopsi tarian daerah lain.
“Saat ini kita masih menggunakan Gending Sriwijaya atau tarian keraton yang belum sepenuhnya mewakili Palembang. Kita butuh tari sambut khusus yang bisa digunakan secara resmi oleh masyarakat Palembang,” tambah Sultan.
Walikota Palembang Staf Ahli Bidang Perekonomian Pembangunan dan Investasi Riza Pahlevi mendukung agar tari sambut kota Palembang, aksara arab melayu (Jawi) dan Motto kota Palembang untuk segera dibuatkan Perwalinya.
“ Karena itu ketiganya hal ini perlu kita FGDkan pada hari ini,”katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang yang juga ketua panitia acara Affan Prapanca mengatakan kegiatan ini berdasaran instruksi Walikota Palembang terkait tari sambut kota palembang, aksara arab melayu (Jawi) dan Motto kota Palembang untuk segera di FGDkan.
“Dan setelah ini agar segera di buatkan Perwali kota Palembang,”katanya .
Sedangkan Fasilitator FGD , DR. Kemas A.R. Panji, S.Pd., M.Si mengatakan, kesimpulan FGD tadi untuk tari sambut kota Palembang, tinggal memposisikan gerak tari dan lain-lain sehingga bisa disosialisasikan kepada masyarakat.
“ Tari sambut ini nuansanya lebih ke Kesultanan Palembang Darussalam, karena tari Gending Sriwijaya sudah mewakili era Kedatuan Sriwijaya,”katanya.
Sedangkan untuk aksara arab melayu (Jawi) menurutnya lebih ke pemakaian sesuai standar dan dipakai untuk nama jalan, nama kantor , nametag di jajaran Pemkot Palembang
“ Untuk motto kota Palembang akan menjadi lambang, logo terutama di Pemkot Palembang , soal motto ini ada dua, pertama Palembang Djaja Adat di Pangku Syariat di Junjung dan tadi ada mengusulkan Palembang Darussalam, Adat di Pangku Syariat di Junjung,”katanya.(Ali Goik)