BeritaPalembangPendidikanSosial-Budaya

Silaturahmi Akademik di Istana Kesultanan Palembang Darussalam

18
×

Silaturahmi Akademik di Istana Kesultanan Palembang Darussalam

Sebarkan artikel ini

Palembang | DBN.com

Dekan Fahum UIN Raden Fatah dan Tim Asesor BAN-PT Diterima SMB IV. Dalam rangka Asesmen Lapangan Program Studi Magister Sejarah Peradaban Islam (SPI), dua asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan kunjungan kehormatan ke Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam, Selasa malam (8/7).

Kunjungan ini juga sekaligus memenuhi undangan Ngidang dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH., M.Kn., sebagai bentuk silaturahmi budaya dan akademik.

Tim asesor terdiri dari Dr. Ahmad Nur Fuad, M.A. (UIN Sunan Ampel Surabaya) dan Dr. H. Setia Gumilar, S.Ag., M.Si. (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), didampingi Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Endang Rochmiatun, M.Hum., bersama jajaran wakil dekan dan dosen SPI.

Hadir pula para tokoh budaya dan sejarah Palembang, di antaranya: Dato Pangeran Suryo Febri Irwansyah , Dato R.M. Rasyid Tohir, Dato Pangeran Suryo Kemas Ari Panji, Pangeran Citro Dr. H. Kms. Herman, SH., MH., sejarawan Dr. Dedi Irwanto, M.A. (Unsri), Mang Dayat, Genta serta seniman dan pegiat budaya lokal.

Prof. Endang menyampaikan bahwa kunjungan ini mempererat kemitraan dan pengakuan atas kontribusi Kesultanan sebagai mitra akademik dalam pendidikan sejarah Islam lokal.

“Istana ini telah menjadi bagian dari praktik lapangan mahasiswa kami. Momen ini memperkuat sinergi jangka panjang,” ujarnya.

Dr. Ahmad Nur Fuad mengungkapkan apresiasinya atas kekayaan sejarah Palembang:

“Kami belajar banyak dari kunjungan ini, khususnya warisan pemikiran Islam Kesultanan Palembang Darussalam.”

Sementara itu, SMB IV menyoroti perlunya rekonstruksi sejarah Palembang yang selama ini minim dokumentasi akibat penghancuran Kesultanan oleh Inggris sejak 1811. Banyak manuskrip penting bahkan tersimpan di luar negeri.

“Manuskrip bukan benda keramat, tapi ilmu yang harus dipelajari dan disebarluaskan,” tegas Sultan.

Sebagai kenang-kenangan, Sultan SMB IV menyerahkan dua naskah bersejarah kepada tim asesor dan Fahum UIN Raden Fatah, yakni:

Buku Kisah Perjalanan Keturunan Sultan Palembang (naskah Raden Haji Abdul Habib), dan Naskah Kiyai Geding Karang Tengah (alih aksara).

SMB IV juga memperlihatkan cap stempel Kesultanan masa SMB II dan Al-Qur’an tinta emas warisan Kesultanan Turki Usmani.

Acara ditutup dengan tradisi Ngidang—idangan khas Palembang sebagai simbol penghormatan dan kebersamaan dalam budaya Kesultanan.(AliG)