EntertainmentLifestylePalembang

8 Tahun IBF: Lebih dari Sekadar Komunitas, Ini Adalah Keluarga Besar Musik Indonesia

14
×

8 Tahun IBF: Lebih dari Sekadar Komunitas, Ini Adalah Keluarga Besar Musik Indonesia

Sebarkan artikel ini

Palembang|DBN.com

Palembang berubah menjadi panggung megah penuh dentuman bass dan semangat kekeluargaan, saat Indonesia Bass Family (IBF) merayakan ulang tahunnya yang ke-8 akhir pekan lalu di 8arcode, markas mereka yang unik di lantai 8 Hotel Ayolah.

Lebih dari sekadar selebrasi, acara ini memancarkan energi komunitas yang solid dan inklusif. Dihadiri langsung oleh Presiden IBF, Harry Toledo, perayaan ini menjadi ajang pertemuan lintas generasi dan genre musik yang menyatukan para bassis dan pemusik dari seluruh Sumatera Selatan dan penjuru Indonesia.

Kepemimpinan dan Kebersamaan

Harry Toledo tak hanya hadir sebagai simbol, tapi juga sebagai musisi sejati. Penampilannya yang memukau dalam sesi solo dan jamming bersama musisi rock Palembang menciptakan momen magis. Bahkan, ia memilih membatalkan konser bersama Tompi di Jakarta demi kebersamaan di Palembang—sebuah gestur yang menyentuh hati komunitas.

“Saya sengaja hadir di sini, karena teman-teman IBF dan pemusik Palembang adalah bagian dari keluarga besar IBF yang tak terpisahkan,” ujar Harry, menegaskan filosofi kolektif IBF.

IBF bukan sekadar wadah para pemain bass. Struktur kepemimpinannya seperti kerajaan: ada presiden, gubernur, hingga perangkat pendukung lainnya. Di dalamnya, tergabung musisi, penyanyi, pencipta lagu, bahkan office boy dan satpam—semua berperan dalam proses kreatif yang membentuk ekosistem bermusik.

Momen Tak Terlupakan di Panggung 8arcode

Salah satu titik klimaks malam itu adalah “duel” bass antara Harry Toledo dan Icha, diiringi jamming seru bersama Hanani di keyboard dan Rere (Grassrock) di drum. Penampilan ini membuat suasana pecah dan menggugah antusiasme penonton.

Sebagai bentuk penghormatan, Rere secara simbolis didaulat menjadi Anggota Kehormatan IBF melalui prosesi pemberian kostum resmi IBF di atas panggung—sebuah gestur yang memperkuat rasa hormat dan solidaritas antar musisi.

Komunitas Besar dengan Jiwa Lokal

IBF kini memiliki lebih dari 100.000 anggota yang tersebar di berbagai provinsi dan negara. Namun akarnya tetap kuat di lokal, seperti terlihat dari antusiasme IBF Chapter Sumsel yang dipimpin oleh Gubernur Bambang Hariansyah (Benk-Benk), didampingi oleh Icha, Ovie, dan Agus.

“Sungguh momen tak disengaja yang berarti. Ulang tahun ke-8 IBF digelar di 8arcode, lantai 8, dan ini menjadi simbol keberuntungan serta ikatan spiritual,” ujar Benk-Benk.

Pempek, Musik, dan Solidaritas

Tak ada tumpeng, tapi ada pempek. Sebagai pengganti, hidangan khas Palembang ini dibagikan kepada hadirin, menjadi simbol kenyalnya rasa syukur dan eratnya kebersamaan.

Deretan tokoh musik lokal juga turut hadir: dari Ketua Kawan Lamo Mpit, Gong Sriwijaya Cece, DKSS Didit, DKP M. Nasir, hingga musisi Sayid Mohamad dari Kerukunan Keluarga Pedangdut Palembang, Komunitas jazz Hanani dan vendor musik Pakde Singgih—semua larut dalam euforia malam penuh musik dan makna.(Ali G)