Duta Berita Nusantara | Tangerang Selatan
Memasuki usia ke-17, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menegaskan langkah besar dalam pengelolaan lingkungan, mulai dari sampah, banjir hingga penataan tata ruang kota. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama seluruh perangkat daerah terus mengakselerasi program-program strategis agar Tangsel tidak sekadar tumbuh sebagai kota modern, tetapi juga sehat, hijau, dan berkelanjutan.
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menyebut bahwa tantangan kota urban semakin kompleks dan hanya dapat ditangani melalui kolaborasi pemerintah, dunia usaha, komunitas, serta partisipasi aktif masyarakat.
“Volume sampah domestik meningkat. Perlu partisipasi masyarakat mengolah sampah sejak dari rumah,” ujar Benyamin.
Menurutnya, sampah masih menjadi isu mendasar. Keterlibatan warga di tingkat rumah tangga, RT/RW hingga komunitas menjadi kunci pengurangan sampah serta peningkatan daur ulang.
Penguatan Bank Sampah dan Insentif Kelompok Pengelola
DLH Tangsel terus memperluas jaringan bank sampah di wilayah kelurahan. Program ini tidak hanya sebagai tempat pengolahan, tetapi juga sarana edukasi serta perputaran ekonomi sirkular.
“Bank sampah harus terus kita berikan insentif. Sampah yang bernilai ulang harus dikelola menjadi produk bernilai tambah,” jelasnya.
Fasilitas berupa timbangan, alat pemilah hingga laptop sudah diberikan, dan akan terus ditambah agar bank sampah menjadi sentra pemberdayaan warga.
Larangan Kantong Plastik Diperketat Lagi
Momentum HUT Tangsel juga menjadi titik evaluasi kebijakan ramah lingkungan. Pemkot akan kembali mengaktifkan dan memperketat larangan penggunaan kantong plastik di pusat perbelanjaan dan ruang publik.
“Regulasi sudah ada, tapi belum efektif. Ke depan akan diperketat pengawasannya,” kata Benyamin.
DLH juga memperkuat TPST 3R sebagai tulang punggung pengelolaan sampah tingkat kawasan.
Mitigasi Banjir: Long Storage hingga Penataan Sungai
Selain sampah, isu banjir menjadi pekerjaan besar yang terus disiapkan hingga 2026. Program yang berjalan meliputi pembangunan long storage, perbaikan bibir sungai, sistem rembesan, dan peningkatan tampungan air.
“Curah hujan ekstrem harus diantisipasi dengan drainase dan dukungan warga menjaga saluran,” tegasnya.Transportasi dan Tata Ruang: Sistem Satu Arah Disiapkan
Kemacetan menjadi tantangan berikutnya. Pemkot mengkaji opsi sistem satu arah di sejumlah ruas, termasuk penataan simpang sebidang maupun tidak sebidang. Pelebaran jalan masih diinginkan, namun kajian teknis menilai penataan simpang dan rekayasa lalu lintas lebih efektif saat ini.
Pemkot juga menambah armada bus sekolah untuk mengurangi kendaraan pribadi pelajar dan memperluas ruang terbuka hijau melalui DLH.
PLTSa Menjadi Agenda Strategis Jangka Panjang
Pemerintah menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai proyek masa depan Tangsel. Administrasi kini dalam proses di KLHK.
“Tangsel sudah siap secara fisik. Tinggal tunggu kelengkapan administrasi,” ujarnya.
Lokasi proyek disebut ideal, dekat sumber air dan gardu listrik.
Meningkatkan Layanan Pendidikan dan Kesehatan
Benyamin menekankan pembangunan lingkungan harus paralel dengan layanan dasar warga.
“Kami ingin menaikkan angka harapan lama sekolah dan derajat kesehatan masyarakat,” katanya
Arah Tangsel ke Depan
Di usia 17 tahun, pemerintah mendorong kota tidak sekadar berkembang secara fisik, tetapi juga memperkuat kualitas hidup masyarakat. Warga diajak aktif memilah sampah, menjaga saluran air, serta mendukung kebijakan lingkungan.
Lingkungan lestari tidak dapat dikelola pemerintah sendiri. Dibutuhkan kontribusi berkelanjutan seluruh warga agar Tangsel tetap aman, sehat, dan tangguh.(Hadi/Dbn)













