AgamaNasionalPalembang

Sukses Haji 2025: Mewujudkan Haji yang Aman, Nyaman, dan Mabrur

3
×

Sukses Haji 2025: Mewujudkan Haji yang Aman, Nyaman, dan Mabrur

Sebarkan artikel ini

Palembang,- Duta Berita Nusantara.com

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah memberikan tanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji reguler kepada Pemerintah yang dilaksanakan oleh Menteri Agama. Dalam melaksanakan mandatori undang-undang ini, Kementerian Agama dari masa ke masa terus berupaya melakukan perbaikan layanan ibadah haji agar jemaah haji Indonesia terlayani dengan baik, sebelum dan selama melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.

Sejumlah inovasi terus dilakukan meliputi manasik ibadah haji, kesehatan, transportasi, akomodasi, konsumsi, dan perlindungan Jemaah Haji. Sederet perbaikan layanan penyelenggaraan haji tercatat dalam sejarah perhajian di Indonesia. Mulai dari jenis transportasi pesawat udara sebagai satu-satunya moda transportasi jemaah haji pada tahun 1979, pemberian konsumsi bagi jemaah haji, model zonasi wilayah pemondokan, penyediaan bus shalawat (salat liwa waktu) dari hotel ke Masjidil Haram, standarisasi hotel berbintang tiga, safari wukuf, skema murur, pengadaan fast track di tiga embarkasi dengan jumlah jemaah haji terbesar, pemberian konsumsi tiga kali secara penuh selama jemaah di Makkah dan lain sebagainya.

Pada penyelenggaraan haji tahun 1446 H/2025 ini, Indonesia kembali mendapatkan kuota sebesar 221.000 jemaah dengan rincian 203.320 untuk jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Jemaah haji Indonesia ini diberangkatkan pada 2 Mei hingga 31 Mei 2025 yang lalu dalam dua gelombang. Sedangkan masa pemulangan berlangsung sejak 10 Juni hingga 11 Juli 2025.

Pelaksanaan haji tahun ini memang penuh dinamika seiring dengan penerapan delapan syarikah, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana hanya ada satu syarikah. Perubahan kebijakan ini menyebabkan sejumlah penyesuaian dalam pelayanan kepada jemaah. Namun seiring waktu hal itu akhirnya dapat teratasi dan jemaah kembali mendapatkan pelayanan secara baik.

Menteri Agama KH. Nasaruddin Umar pun memberikan apresiasi kepada petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) dan pihak pemerintah Arab Saudi yang memungkinkan hajatan besar penyelenggaraan haji tahun ini hampir rampung dengan beberapa catatan prestasi. Salah satu indikator catatan prestasi tersebut adalah turunnya jumlah jemaah haji yang wafat. Berdasarkan sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat) hingga Minggu (15/06/2025), tercatat 279 jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci, turun dari akumulasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 461 jiwa. “Alhamdulillah terjadi pengurangan jumlah kematian. Itu juga salah satu indikator yang sangat penting,” ujar Menag di Bandara Jeddah, Minggu (15/06/2025).

Pelaksanaan ibadah haji tahun 2025 juga menuai pujian dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Syamsul Anwar. Dia menilai, ibadah haji tahun ini berjalan dengan baik dan patut disyukuri, meski tidak lepas dari tantangan dan kelelahan yang dirasakan para jemaah.

Dalam refleksinya seusai mengantar jemaah pulang di Bandara Madinah, Kamis (12/06/2025) lalu, Syamsul menyampaikan rasa syukurnya karena jemaah haji Indonesia tahun ini dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah dengan baik. Dia menceritakan pengalamannya bertemu langsung dengan jemaah asal Lombok yang hendak kembali ke Tanah Air. Ketika ditanya, para jemaah mengaku merasa tenang dan bersyukur bisa menyelesaikan ibadah haji dengan baik. “Ini semua kita syukuri kepada Allah SWT,” ujarnya.

Meski terdapat beberapa kekurangan teknis dalam pelaksanaan haji, Syamsul menilai hal itu adalah pelajaran yang wajar dan dapat diperbaiki di masa mendatang. Dia menyebutnya sebagai bagian dari proses penyempurnaan yang terus berlanjut. Dalam konteks ini, Syamsul juga mengapresiasi negosiasi dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi yang dinilainya membawa banyak kemudahan bagi jemaah. Mulai dari pelayanan hingga teknis pelaksanaan ibadah yang kini jauh lebih tertata dan nyaman dibandingkan era sebelumnya. Syamsul berharap haji tahun-tahun berikutnya akan terus mengalami perbaikan, baik dari segi penyelenggaraan maupun pendalaman nilai-nilai spiritual bagi jemaah.

Hal senada disampaikan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori, yang menilai operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M berjalan aman dan lancar. Sebagai anggota Amirulhaj, KH Akhmad Said Asrori mengikuti dan merasakan setiap rangkaian haji bersama jemaah, termasuk saat fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Haji 2025 semuanya berjalan baik dan lancar,” tegasnya di Madinah, Kamis (12/06/2025).

KH Akhmad Said Asrori lalu menjelaskan tolok ukurannya kenapa menyebut haji 2025 berjalan baik dan lancar. Pertama, seluruh jemaah haji reguler bisa wukuf di Arafah. Sebab, Al Hajju ‘Arafah. “Kalau kemudian datang terakhir, itu belum terlambat. Sebab, waktu wukuf itu masuknya adalah ba’da zawalis syamsi (setelah matahari condong ke barat). Tahun kemarin saya masuk wukuf di Arafah sekitar jam 1 siang. Kemarin itu masuk terakhir sekitar jam 11,” ujarnya.

Alasan kedua, kata KH Akhmad Said Asrori, semua jemaah haji bisa melaksanakan Thawaf Ifadlah. Katib Aam PBNU ini lalu menjelaskan pandangan Imam Malik atau Madzhab Maliki, bahwa rukun haji ada dua, yaitu: wukuf di Arafah dan Thawaf Ifadlah. Adapun rukun haji menurut Madzhab Syafii ada lima yaitu Niat, Wukuf di Arafah, Thawaf Ifadlah, Sai, dan Tahallul. “Nah ini kalau kita lihat secara keseluruhan insya Allah sempurna. Secara umum saya meyakini seluruh jemaah Indonesia bisa menyempurnakan rukun dan wajibnya,” lanjutnya.

Terkait peristiwa kemacetan yang dialami jemaah saat dari Muzdalifah ke Mina, Kyai Said, panggilan akrabnya, melihat bahwa itu karena jumlah jemaah yang sangat banyak. Saat itu, ada sebagian jemaah yang memilih jalan dan tidak menunggu bus. “Itu tidak masalah. Yang penting mereka bisa melaksanakan (ibadahnya),” ucap Kyai Said.

Ditambahkan Kyai Said, selalu ada masalah di setiap tahun penyelenggaraan ibadah haji. Meski demikian, proses penyelenggaraannya dari tahun ke tahun terus membaik.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Amirsyah Tambunan dalam refleksinya yang disampaikan di Kantor Daerah Kerja Madinah, Kamis (12/06/2025), menyebut pelaksanaan haji tahun ini berjalan sukses, selaras dengan tema Aman, Nyaman, Mabrur Sepanjang Umur. “Alhamdulillah sudah berjalan, meskipun ada catatan penting yang harus kita lakukan perbaikan,” ujarnya.

Dia mengajak masyarakat untuk tidak terjebak pada narasi saling menyalahkan, melainkan membuka ruang dialog dan evaluasi bersama. Lebih dari sekadar ibadah ritual, Amirsyah menggarisbawahi bahwa haji adalah urusan umat dan bangsa. “Bicara soal haji ini bukan bicara orang per orang, bukan bicara sebuah lembaga tersendiri. Tapi ini bicara umat dan bangsa kita. Karena itu mari doakan bangsa kita ini, atas nama bangsa Indonesia,” tegasnya.

Menurut Amirsyah, evaluasi adalah keniscayaan. Amirsyah menyebut sejumlah hal yang perlu terus diperkuat, mulai dari sumber daya manusia (SDM) petugas haji hingga dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dia menilai sistem pelaporan harian sudah membaik, tetapi masih perlu diperkuat lagi ke depannya.

Sementara itu, anggota Amirulhaj sekaligus Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, menilai pelaksanaan haji tahun ini berlangsung sukses. Ini semua berkat kolaborasi yang baik antara petugas dan jemaah Indonesia.

Selain itu, perhatian dan dukungan Pemerintah Arab Saudi juga menambah kesuksesan pelaksanaan haji tahun ini. Salah satu bentuk perhatian tersebut adalah penyediaan tenda cadangan selama fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Bahkan kendaraan dan rumah sakit untuk antisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Dudung di Makkah, Kamis (12/06/2025).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini memantau langsung pelaksanaan ibadah haji. Dia menyebut jemaah Indonesia tertib dan mudah diatur sejak kedatangan hingga setelah Armuzna. Terkait sejumlah jemaah yang memilih berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, Dudung menilai hal itu dipicu oleh dorongan spontan saat melihat jemaah dari negara lain melakukan hal serupa.

Secara umum, menurut Dudung, jemaah merasa puas dengan layanan haji tahun ini. Hal itu dia temukan dari dialog langsung dengan para jemaah. Dia juga mencatat pelaksanaan haji lebih tertib karena kebijakan ketat dari Pemerintah Arab Saudi. Pengawasan yang ketat membatasi akses ke Makkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Dudung pun mengapresiasi Pemerintah Arab Saudi atas sistem baru yang membuat penyelenggaraan haji lebih lancar. “Tentunya ada hal-hal atau laporan, tapi itu kasuistis dan langsung bisa ditangani para petugas haji,” ujarnya.

Sejumlah catatan positif ini tentu menjadi kabar gembira dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Memang, pelaksanaan haji tahun ini mungkin belum sempurna. Namun dengan semangat kolaboratif dan evaluasi yang jujur, insya Allah dapat menjadi pijakan menuju perbaikan yang lebih menyeluruh di masa mendatang.

Pengorbanan dan Dedikasi Petugas Haji

Dibalik kelancaran operasional ibadah haji 2025, ada ribuan petugas haji Indonesia yang bekerja tanpa lelah, siang, dan malam. Mereka bekerja dalam senyap, banyak di antara mereka yang mungkin tidak dikenal namanya, namun dirasakan manfaatnya oleh ratusan ribu jemaah Indonesia.

Tenaga Ahli Menteri Agama Bunyamin Yafid memberikan apresiasi mendalam kepada petugas haji. Menurutnya, petugas haji bukanlah orang sembarangan. Mereka dipilih, dididik, dan dilantik untuk menjadi pelayan tamu Allah. Mereka sabar menggendong jemaah di tengah panas, mereka tangguh, dan mereka tabah. “Para petugas itu mungkin tidak viral atau dikenal masyarakat luas. Tapi saya percaya mereka terkenal di langit karena telah melayani orang-orang yang Allah undang ke Baitullah,” ujar Bunyamin.

Sebagaimana ditulis Dhimas Ginanjar yang dimuat JawaPos.com tanggal 14 Juni 2025, sejumlah statemen positif disampaikan jemaah haji tahun ini. Testimoni menyentuh disampaikan CEO ESQ Group, Ary Ginanjar Agustian. Sebagai jemaah, Ary mengaku terkesan dengan kehadiran petugas yang siaga membantu.

“Saya sudah 25 tahun haji, umrah, haji umrah. Biasanya kalau kita pergi, ada kekhawatiran kalau jatuh sakit, siapa yang bawa. Kalau tersesat, kita bertanya ke siapa. Namun kali ini saya lebih tenang. Saya lihat itu di mana-mana petugas haji berbaju biru. Bahkan mereka lebih terlihat dari yang berseragam coklat (polisi Saudi),” ujarnya saat menyampaikan kesan di Kantor Daker Madinah, Kamis (12/06/2025) siang.

Hal senada disampaikan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof. Arif Satria. Rektor IPB tersebut mengungkap bagaimana petugas begitu tulus dalam menjalankan tugasnya, hingga rela mengorbankan kenyamanan pribadi. Dia juga menyebut petugas Safari Wukuf yang bahkan harus membantu jemaah buang air, memandikan yang sakit, dan berjaga tanpa tidur yang layak. “Saya melihat sendiri, ada petugas yang rela melepas kaos kakinya untuk diberikan kepada jemaah yang kehilangan sandal di tengah panas. Mereka jalan kaki, bolak-balik,” puji Arif.