BeritaNasional

Trigono Living: Jalan Menuju Keseimbangan Hidup di Era Serba Cepat

13
×

Trigono Living: Jalan Menuju Keseimbangan Hidup di Era Serba Cepat

Sebarkan artikel ini

Oleh: Amir Sutisna, A.Ks

Founder KasiGampang.ID

Palembang,- Duta Berita Nusantara.com

Di tengah dunia yang terus bergerak cepat dan penuh tekanan, keseimbangan hidup kerap terasa seperti kemewahan yang sulit dicapai. Banyak dari kita terjebak dalam rutinitas, dikejar target, dan kehilangan arah. Dalam pandangan saya, konsep Trigono Living—yakni harmoni antara Kesadaran, Strategi, dan Implementasi—dapat menjadi panduan penting untuk menemukan kembali keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesadaran: Titik Awal Menata Hidup

Sering kali, masalah muncul bukan karena kita tidak mampu, melainkan karena kita tidak cukup sadar akan siapa diri kita dan ke mana arah yang kita tuju. Kesadaran adalah fondasi. Ia membuka mata terhadap realitas, memperjelas nilai, dan memberi kita alasan mengapa kita harus bertindak.

Tanpa kesadaran, hidup hanya menjadi serangkaian reaksi terhadap keadaan. Dalam Trigono Living, kesadaran membantu kita mengenali apa yang penting, apa yang harus diubah, dan apa yang harus dilepaskan.

Strategi: Menyusun Arah, Bukan Sekadar Bertahan

Kesadaran perlu ditindaklanjuti dengan strategi. Banyak orang memiliki mimpi, tetapi tanpa perencanaan yang jelas, mimpi itu mudah menguap. Trigono Living mengajarkan pentingnya membagi kehidupan ke dalam kuadran: waktu, sosial, mental, dan spiritual.

Dengan pendekatan ini, kita bisa menyusun prioritas secara lebih sadar—mana waktu untuk bekerja, membangun relasi, menjaga kesehatan mental, dan memperkuat nilai-nilai spiritual. Strategi memberi struktur bagi kesadaran untuk bekerja lebih efektif.

Implementasi: Menjadikan Hidup Sebagai Tindakan Nyata

Gagasan sebaik apa pun tak akan membawa perubahan tanpa tindakan nyata. Ini adalah prinsip ketiga dari Trigono Living. Implementasi adalah jembatan antara harapan dan kenyataan. Banyak orang terjebak di fase perenungan, lupa bahwa kehidupan hanya akan berubah jika kita bergerak.

Lebih dari itu, setiap tindakan juga mengandung unsur pembelajaran. Dalam setiap fase, kita akan berhadapan dengan “misteri”—hal-hal yang belum kita ketahui. Dari situ, kita bisa membentuk “mistari” (pemahaman), hingga akhirnya mencapai “masteri”—yakni penguasaan hidup secara utuh.

Identitas: Ditemukan, Dibentuk, dan Dipilih

Identitas bukan sesuatu yang tiba-tiba muncul. Dalam praktik Trigono Living, ada proses Cari, Curi, dan Ciri. Kita mencari makna, menyerap pelajaran dari sekitar, lalu membentuk ciri khas sebagai ekspresi keunikan diri. Di era media sosial, ketika identitas sering kali dikaburkan oleh citra, proses ini menjadi semakin relevan.

Seni Melepaskan dan Menyelaraskan

Sering kali, untuk tumbuh kita harus belajar melepaskan. Ada prinsip menarik dalam Trigono Living: Merawat, Meraut, dan Meruat. Kita belajar menjaga hal yang penting, mengasah potensi yang masih kasar, dan berani melepaskan beban yang sudah tidak relevan. Inilah cara meraih kejelasan dan kedewasaan hidup.

Kebahagiaan: Lebih dari Sekadar Tersenyum

Trigono Living juga menawarkan pemahaman yang lebih dalam tentang kebahagiaan. Ada Hedonia—kesenangan dari hal-hal sederhana; Eudaimonia—kebahagiaan dari pertumbuhan dan pencapaian; dan Atarmonía—keseimbangan antara keduanya. Dalam kehidupan modern yang sering ekstrem (terlalu mengejar materi atau terlalu larut dalam keheningan), keseimbangan ini menjadi penting untuk dipahami.

Pilar Hidup: Logika, Etika, Estetika

Hidup yang utuh memerlukan tiga landasan: berpikir jernih (logika), bertindak dengan sadar (etika), dan menikmati keindahan hidup (estetika). Konsep ini mungkin terdengar filosofis, tapi sebenarnya sangat praktis. Setiap keputusan besar atau kecil, seharusnya mempertimbangkan ketiganya.

Keseimbangan Bukan Tujuan, Tapi Proses

Pada akhirnya, saya percaya bahwa keseimbangan bukanlah sesuatu yang kita temukan di luar, melainkan sesuatu yang kita ciptakan dari dalam. Trigono Living bukan sekadar teori, tapi sebuah pendekatan hidup yang bisa diterapkan siapa pun—baik profesional, pelajar, maupun ibu rumah tangga.

Kita tidak perlu menunggu kondisi sempurna untuk merasa seimbang. Justru dalam upaya merangkai kesadaran, strategi, dan implementasi itulah, kehidupan menjadi lebih bermakna.

Catatan redaksi: Tulisan ini merupakan opini penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi.