OKI | DBN.com
eptember 2025 — Suasana tenang Desa Srijaya Baru, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, mendadak berubah tegang pada Rabu dini hari. Empat ekor gajah liar terpantau mendekati kawasan pemukiman, memicu kekhawatiran warga akan potensi konflik manusia dengan satwa liar.
Anton, warga setempat, menjadi orang pertama yang menyadari kehadiran kawanan gajah. Ia langsung menghubungi Kepala Desa Srijaya Baru untuk melaporkan situasi genting itu. Respons cepat pun dilakukan, dengan mengerahkan pemuda desa yang tergabung dalam Karang Taruna untuk menghadapi ancaman tersebut.
Tiga dari empat gajah berhasil dihalau ke arah kawasan PT KEN, menjauh dari rumah warga. Namun, seekor gajah remaja terpisah dari kelompoknya dan sempat bertindak agresif, membuat suasana kian mencekam.
Karang Taruna Desa Srijaya Baru selama ini menjadi barisan utama dalam menghadapi konflik dengan satwa. Dengan peralatan seadanya, para pemuda desa bergerak cepat dan kompak menjaga keselamatan warga tanpa melukai gajah.
“Sudah sering kali kami menghadapi situasi seperti ini. Meski beberapa bulan lalu dua warga sempat jadi korban amukan gajah, tapi perlu ditekankan gajah bukan musuh. Kita hanya harus tahu cara menghadapinya dengan bijak. Koordinasi cepat adalah kunci agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Kepala Desa Srijaya Baru, Anton Surapto.
Ketua Karang Taruna, Agus Heri Santoso, menegaskan komitmen pemuda desa.
“Kami tidak punya alat canggih, tapi kami punya tekad dan tanggung jawab. Setiap kali gajah mendekat, kami bergerak bukan hanya untuk menghalau, tapi juga memastikan mereka tidak terluka,” katanya.
Letak Desa Srijaya Baru yang berbatasan dengan kawasan industri PT Bumi Andalas Permai dan area hutan menjadikannya jalur lintasan alami satwa liar. Warga pun harus selalu siaga, terutama saat musim migrasi gajah.
Peristiwa ini kembali menegaskan bahwa hidup berdampingan dengan alam membutuhkan kewaspadaan, solidaritas, dan empati—bukan hanya demi keselamatan manusia, tetapi juga demi kelestarian gajah sebagai satwa dilindungi.(Ali Goik)